Y a p m a

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR

Alamat Jl. Maccini Raya No. 197 Makassar(0411) 436068

Menerima Mahasiswa Baru T.A. 2016-2017
PROGRAM STUDI :
* KESEHATAN MASYARAKAT
* S1 KEPERAWATAN
* PROFESI NERS

FACEBOOK CENTER
Created by:Razak Facebook

Kamis, 23 April 2015

AKSES PELAYANAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN PERSALINAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum dengan maksud mengidentifikasi berbagai masalah yang dihadapi oleh perempuan dalam hal mengakses pelayanan kebidanan kegawat daruratan  dan memanfaatkan fasilitas kesehatan. Masalah tersebut memiliki kaitan erat dengan fasilitas dan pelayanan kesehatan itu sendiri, keluarga, dan masalah sosial budaya lainnya, ini juga dilakukan untuk mencari upaya perbaikan dari fasilitas kesehatan agar perempuan memiliki aksespelayanan, pemanfaatan, dan kualitas pelayanan dengan baik.
Upaya peningkatan kualitas fasilitas dan layanan kesehatan, termasuk upaya perumusan kebijakan yang memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan reproduksi
Pelayanan kesehatan memfokuskan bagaimana program kemitraan pelayanan persalinan terpadu dapat membantu peningkatan upaya keselamatan ibu dengan menjalin kemitraan dengan lintas sektoral yang terkait.Kemitraan mengandung arti saling bertukar pengetahuan, sumberdaya dan komitmen untuk mencapai tujuan bersama.Untuk itu diperlukan sikap saling menghargai dan keterbukaan tentang semua hal.
Kemitraan dengan wanita.Pendekatan partisipasif ini melibatkan kaum ibu mampu mengenali dan menentukan prioritas masalah kesehatan ibu, menyusun rencana pemecahan masalah bersama pemerintah setempat dan melaksanakannya.Mengembangkan materi pelayanan kebidanan tentang kesehatan reproduksi. Pelatihan petugas dalam upaya keselamatan ibu tidaklah lengkap tanpa adanya pelayanan kebidanan kegawatdaruratan dan motivasi terhadap keluarga, dan masyarakat.Selanjutnya Kemitraan dengan bidan.Perlu dilakukan dengan asosiasi kebidanan (IBI) dalam mendukung pelayanan kebidanan dan kesehatan reproduksi.Melalui asosiasi ini diharapkan para bidan mengikuti program pelatihan kesehatan reproduksi yang mencakup penanganan kegawatan obstetri, pencegahan infeksi dan keluarga berencana.Perhatian utama organisasi ini adalah memaksimalkan kebijakan dan dukungan teknis yang lestari dalam menjaga kualitas pelayanan kebidanan kegawatdaruratan ibu.
Kemitraan dengan penentu kebijakan.Kemitraan antara lembaga pembangunan, donor dan pemerintah diperlukan dalam keberhasilan kegiatan keselamatan ibu. Kemitraan ini telah dilaksanakan, menunjukkan kemitraan antara penyandang dana, pelayanan kesehatan pemerintah, tokoh masyarakat. Komitmen nasional terhadap kesehatan ibu oleh Bapenas dan Depkes memberikan lingkungan yang mendukung pelayanan kesehatan ibu.
Disamping itu, kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi dilaksanakan untuk mendukung kegiatan ini serta disediakan sarana komunikasi radio dengan fasilitas merespon obstetri gawat.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Kurangnya Akses Pelayanan Kebidanan Kegawat Daruratan Persalinan dan Perawatan Bayi Baru Lahir.
C. Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari, memahami, diketahui Bagaimana Kurangnya Akses Pelayanan Kebidanan Kegawat Daruratan Persalinan dan Perawatan Bayi Baru Lahir.






BAB II
P E M B A H A S A N

A. Pelayanan Kebidanan
Agar upaya keselamatan ibu tidak hanya sekedar retorika tetapi menjadi kenyataan diperlukan komitmen kuat dari penentu kebijakan, pengelola program dan masyarakat. Implikasi program keselamatan ibu mencakup hal berikut:
1)    Menjamin kehadiran tenaga kesehatan pada setiap persalinan
2)    Memperluas akses terhadap pelayanan kebidanan ditingkat masyarakat.
3)    Meningkatkan akses terhadap pelayanan obstetri esensial, termasuk pelayanan gawat darurat
4)    Menyediakan pelayanan terpadu kesehatan reproduksi termasuk keluarga berencana dan pelayanan pasca aborsi
5)    Menjamin kesinambungan pelayanan yang berhubungan dengan sarana rujukan dan didukung oleh bahan habis pakai, alat, obat dan transportasi yang memadai.
Beberapa Kegiatan dalam menurunkan AKI yaitu :
1. Peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan, melalui :
a)    Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan antara lain berupa penyediaan tenaga bidan di desa, kesinambungan keberadaan bidan desa, penyediaan fasilitas pertolongan persalinan pada polindes/pustu dan puskesmas, kemitraan bidan dan dukun bayi, serta berbagai pelatihan bagi petugas.
b)    Penyediaan pelayanan kegawatdaruratan yang berkualitas dan sesuai standar, antara lain bidan desa di polindes/pustu, puskesmas PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Dasar), Rumah sakit PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Kualitas) 24 jam.
c)    Mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi keguguran, antara lain dalam bentuk KIE untuk mencegah terjadinya 4 terlalu, pelayanan KB berkualitas pasca persalinan dan pasca keguguran, pelayanan asuhan pasca keguguran, meningkatkan partisipasi aktif pria
d)    Pemantapan kerjasama lintas program dan sektor, antara lain dengan jalan menjalin kemitraan dengan pemda, organisasi profesi (IDI, POGI, IDAI, IBI, PPNI), Perinasia, PMI, LSM dan berbagai swasta.
e)    Peningkatan partisipasi perempuan, keluarga dan masyarakat, antara lain dalam bentuk meningkatkan pengetahuan tentang tanda bahaya, pencegahan terlambat 1 dan 2, serta menyediakan buku KIA. Kesiapan keluarga dan masyarakat dalam menghadapi persalinan dan kegawatdaruratan (dana, transportasi, donor darah), jaga selama hamil, cegah 4 terlalu, penyediaan dan pemanfaatan yankes ibu dan bayi, partisipasi dalam jaga mutu pelayanan
2. Peningkatan kapasitas manajemen pengelola program, melalui peningkatan kemampuan pengelola program agar mampu melaksanakan, merencanakan dan mengevaluasi kegiatan (P1 – P2 – P3) sesuai kondisi daerah.
3. Sosialisasi dan advokasi , melalui penyusunan hasil informasi cakupan program dan data informasi tentang masalah yang dihadapi daerah sebagai substansi untuk sosialisasi dan advokasi. Kepada para penentu kebijakan agar lebih berpihak kepada kepentingan ibu dan anak.
Melalui berbagai upaya antara lain peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan kemampuan petugas serta melalui dukungan dan kemitraan berbagai pihak akan sangat menentukan upaya penurunan AKI terutama dengan memperhatikan 3 pesan kunci MPS.
Strategi berbasis masyarakat yang akan mendukung tercapainya tujuan upaya keselamatan ibu meliputi:
-          Melibatkan anggota masyarakat, khususnya wanita dan pelaksana pelayanan setempat, dalam upaya memperbaiki kesehatan ibu.
-          Bekerjasama dengan masyarakat, wanita, keluarga dan dukun/pengobat untuk mengubah sikap terhadap keterlambatan mendapat pertolongan.
-          Menyediakan pendidikan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang komplikasi obstetri serta kapan dan dimana mencari pertolongan.
Konsep pengembangan sistem informasi dan pola rujukan dalam peningkatan Upaya kesehatan ibu dapat dimulai dari dukun bayi yang masih menjadi ujung tombak dalam pelayanan persalinan diharapkan telah menjadi bagian tenaga pendampingan yang menjadi bagian integral kemitraan pelayanan persalinan. Penemuan kasus persalinan akan dirujuk oleh dukun bayi ke bidan desa yang kemudian akan dirujuk kepada tingkat yang lebih tinggi (dokter/bidan ditingkat Puskesmas, dokter/bidan rumah sakit tingkat kabupaten/kota dan dokter/bidan rumah sakit tingkat propinsi). Namun demikan alur informasi dapat dirujuk ke jenjang lebih tinggi mengingat kasus kematian persalinan masih banyak terjadi karena keterlambatan dalam memberikan pertolongan persalinan.
Promosi kesehatan dalam sistem informasi diarahkan bagaimana informasi tentang persalinan secepat mungkin sampai kepada masyarakat, tenaga kesehatan yang menolong persalinan sehingga tindakan dini dapat dilakukan dalam menolong persalinan.
Media komunikasi seperti keberadaan handpone dapat dijadikan sebagai sarana dalam menyampaikan informasi persalinan kepada bidan yang akan menolong persalinan. Demikian juga untuk daerah yang sudah maju Dinas Kesehatan perlu merancang media informasi yang dapat diakses secara online melalui pembuatan website tentang kesehatan ibu dan anak. Sehingga melalui website ini masyarakat dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang kesehatan termasuk informasi tentang peningkatan upaya keselamatan ibu dalam proses persalinan.
B. Kegawatdaruratan Obstetri
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola hidatidosa, kista vasikuler, kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan mendekati cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan per vagina setelah seksio sesarea, retensio plasentae/ plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan, hematoma, dan koagulopati obstetri.
1. Abortus
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi yang usia kehamilannya kurang dari 20 minggu. Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya amenore, tanda-tanda kehamilan, perdarahan hebat per vagina, pengeluaran jaringan plasenta dan kemungkinan kematian janin.
Pada abortus septik, perdarahan per vagina yang banyak atau sedang, demam (menggigil), kemungkinan gejala iritasi peritoneum, dan kemungkinan syok.Terapi untuk perdarahan yang tidak mengancam nyawa adalah dengan Macrodex, Haemaccel, Periston, Plasmagel, Plasmafundin (pengekspansi plasma pengganti darah) dan perawatan di rumah sakit.Terapi untuk perdarahan yang mengancam nyawa (syok hemoragik) dan memerlukan anestesi, harus dilakukan dengan sangat hati-hati jika kehilangan darah banyak.Pada syok berat, lebih dipilih keretase tanpa anestesi kemudian Methergin.Pada abortus pada demam menggigil, tindakan utamanya dengan penisilin, ampisilin, sefalotin, rebofasin, dan pemberian infus.
2. Mola hidatidosa (Kista Vesikular)
Penyebab gangguan ini adalah pembengkakan/ edematosa pada vili (degenerasi hidrofik) dan proliferasi trofoblast.Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis yang ditemukan amenore, keluhan kehamilan yang berlebihan, perdarahan tidak teratur, sekret per vagina berlebihan. Pada hasil pemeriksaan, biasanya uterus lebih besar dari pada usia kehamilannya Karen ada pengeluaran kista. Kista ovarium tidak selalu dapat dideteksi.Pada mola kistik, hanya perdarahan mengancam yang boleh dianggap kedaruratan akut, akibatnya tindakan berikut tidak dapat dilakukan pada kejadian gawat-darurat.
Terapi untuk gangguan ini adalah segera merawat pasien di rumah sakit, dan pasien diberi terapi oksitosin dosis tinggi, pembersihan uterus dengan hati-hati, atau histerektomi untuk wanita tua atau yang tidak menginginkan menambah anak lagi, transfuse darah, dan antibiotika.
3. Kehamilan Ekstrauteri (Ektopik)
Penyebab gangguan ini adalah terlambatnya transport ovum karena obstruksi mekanis pada jalan yang melewati tuba uteri. Kehamilan tuba terutama di ampula, jarang terjadi kehamilan di ovarium.Diagnosis ditegakkan melalui adanya amenore 3-10 minggu, jarang lebih lama, perdarahan per vagina tidak teratur (tidak selalu).
Nyeri yang terjadi serupa dengan nyeri melahirkan, sering unilateral (abortus tuba), hebat dan akut (rupture tuba), ada nyeri tekan abdomen yang jelas dan menyebar. Kavum douglas menonjol dan sensitive terhadap tekanan. Jika ada perdarahan intra-abdominal, gejalanya sebagai berikut:
1. Sensitivitas tekanan pada abdomen bagian bawah, lebih jarang pada abdomen bagian atas.
2. Abdomen tegang.
3. Mual.
4. Nyeri bahu.
5. Membran mukosa anemis.
Jika terjdi syok, akan ditemukan nadi lemah dan cepat, tekanan darah di bawah 100 mmHg, wajah tampak kurus dan bentuknya menonjol-terutama hidung, keringat dingin, ekstremitas pucat, kuku kebiruan, dan mungkin terjadi gangguan kesadaran.
Terapi untuk gangguan ini adalah dengan infuse ekspander plasma (Haemaccel, Macrodex) 1000 ml atau merujuk ke rumah sakit secepatnya.
4. Plasenta previa
Plasenta previa adalah tertanamnya bagian plasenta ke dalam segmen bawah uterus.Penyebab gangguan ini adalah terjadi fase pergeseran/ tumpang tindihnya plasenta di atas ostium uteri internum yang menyebabkan pelepasan plasenta.Diagnosis ditegakkan dengan menemukan gejala utama.Pasien ini mungkin tidak mengalami nyeri, perdarahan berulang atau kontinu dalam trimester tiga atau selama persalinan tanpa penyebab yang jelas.juga ditemukan uterus selalu lunak, abdomen tidak tegang, umumnya tanpa kontraksi persalina atau hanya sedikit.Keadaan umum pasien berhubungan dengan kehilangan darah. Sebagian besar bunyi jantung janin tetap baik, bunyi jantung yang tidak memuaskan atau tidak ada hanya pada kasus rupture plasenta atau pelepasan yang luas.
Tindakan pada plasenta previa
1. Tindakan dasar umum. Memantau tekanan darah, nadi, dan hemoglobin, memberi oksigen, memasang infuse, member ekspander plasma atau serum yang diawetkan. Usahakan pemberian darah lengkap yang telah diawetkan dalam jumlah mencukupi.
2. Pada perdarahan yang mengancam nyawa, seksio sesarea segera dilakukan setelah pengobatan syok dimulai.
3. Pada perdarahan yang tetap hebat atau meningkat karena plasenta previa totalis atau parsialis, segera lakukan seksio sesaria; karena plasenta letak rendah (plasenta tidak terlihat jika lebar mulut serviks sekitar 4-5 cm), pecahkan selaput ketuban dan berikan infuse oksitosin; jika perdarahan tidak berhenti, lakukan persalinan pervagina dengan forsep atau ekstraksi vakum; jika perdarahan tidak berhenti lakukan seksio sesaria.
4. Tindakan setelah melahirkan.
a. Cegah syok (syok hemoragik)
b. Pantau urin dengan kateter menetap
c. Pantau sistem koagulasi (koagulopati).
d. Pada bayi, pantau hemoglobin, hitung eritrosit, dan hematokrit.
Terapi atau tindakan terhadap gangguan ini dilakukan di tempat praktik. Pada kasus perdarahn yang banyak, pengobatan syok adalah dengan infuse Macrodex, Periston, Haemaccel, Plasmagel, Plasmafudin. Pada kasus pasien gelisah, diberikan 10 mg valium (diazepam) IM atau IV secara perlahan.
5. Solusio (Abrupsio) Plasenta
Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta yang tertanam normal pada dinding uterus baik lengkap mauppun parsial, pada usia kehamilan 20 minggu atau lebih. Penyebabnya adalah hematoma retroplasenta akibat perdarahan dari uteri (perubahan dinding pembuluh darah), peningkatan tekanan di dalam ruangan intervillus ditingkatkan oleh hipertensi atau toksemia. Diagnosis ditegakkan melalui temuan nyeri (akibat kontraksi peralinan sering ada sebagai nyeri kontinu, uterus tetanik), perdarahan per vagina (jarang ada dan dalam kasus berat, perdarahan eksternal bervariasi), bunyi jantung jani berfluktuasi (hampir selalu melebihi batas-batas norma, umumnya tidak ada pada kasus berat), syok (nadi lemah, cepat, tekanan darah rendah, pucat, berkeringat dingin, ekstremitas dingin, kuku biru).
Penderita yang disangka menderita solusio plasenta dengan pendarahan genetalia selama kehamilan lanjut, persalinan harus di rumah sakit. Selama solusio plasenta, dapat terjadi hal-hal berikut:
1. Perdarahan yang mengancam nyawa dan syok.
2. Tromboplasti yang diikuti oleh apopleksi uteroplasenta.
3. Gagal ginjal akut, pada kasus anuria atau oligouria yang lebih ringan, pada kasus ginjal syok yang berat dan nekrosis korteks ginjal.
4. Infuse amnion (sangat jarang).
Tindakan yang dilakukan di tempat praktik dokter harus hati-hati ketika melakukan pemeriksaan luar, harus menghindari pemeriksaan vagina.Di tempat praktik dokter, biasanya sangat sulit membedakan dengan jelas solusio plasenta dari plasenta previa. Pasien diberi infuse Macrodex, Periston, Haemaccel, Plasmagel, dan Plasmafudin, serta petidin (Dolantin) 100 mg IM. Tindakan di rumah sakit meliputi pemeriksaan umum yang teliti (nadi, tekanan darah, jumlah perdarahan per vagina, penentuan hemoglobin, hematokrit dan pemantauan pengeluaran urin).
Profilaksis untuk syok dengan mulai memberi infuse, menyediakan darah lengkap yang diawetkan, pemeriksaan golongan darah dan profil koagulasi. Pemeriksaan vagina, pada perdarahan hebat pecahkan selaput ketuban tanpa memandang keadaan serviks dan nyeri persalinan. Tindakan ini harus diikuti dengan infuse oksitosin (Syntocinon) 3 unit per 500 ml. Penghilangan nyeri dan sedative untuk profilaksis syok menggunakan dolantin (Petidin), novalgin (Noraminodopirin) IV, talwin (Pentazosin) IV dan IM.
Tindakan tambahan pada janin yang hidup dan dapat hidup adalah dengan seksio sesaria.Pada janin yang mati, usahakan persalinan spontan.Jika perlu, ekstraksi vakum atau kraniotomi pada perdarahan yang mengancam nyawa (juga pada janin yang mati atau tidak dapat hidup).
6. Retensio Plasenta (Plasenta Inkompletus)
Penyebab gangguan ini adalah retensio (nyeri lahir yang kurang kuat atau perlengkapan patologi) dan inkarserasi (spasme pada daerah isthmus serviks, sering disebabkan oleh kelebihan dosis analgesik).Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya plasenta tidak lahir spontan dan tidak yakin apakah plasenta lengkap.
Terapi untuk retensio atau inkarserasi adalah 35 unit Syntocinon (oksitosin) IV yang diikuti oleh usaha pengeluaran secara hati-hati dengan tekanan pada fundus.Jika plasenta tidak lahir, usahakan pengeluaran secara manual setelah 15 menit. Jika ada keraguan tentang lengkapnya plasenta,lakukan palpasi sekunder.
7. Ruptur Uteri
Penyebab rupture uteri meliputi tindakan obstetric (versi), ketidakseimbangan fetopelvik, letak lintang yang diabaikan kelebihan dosis obat untuk nyeri persalinan atau induksi persalinan, jaringan parut pada uterus (keadaan setelah seksio sesaria, meomenukleasi, operasi Strassman, eksisi baji suetu tuba), kecelakaan (kecelakaan lalu lintas), sangat jarang.
Rupture Uteri mengancam (hampir lahir) diagnosis melalui temuan peningkatan aktifitas kontraksi persalinan (gejolak nyeri persalinan), terhentinya persalinan, regangan berlebihan disertai nyeri pada segmen bawah rahim (sering gejala utama), pergerakan cincin Bandl ke atas, tegangan pada ligament rotundum, dan kegelisahan wanita yang akan bersalin.
Rupture yang sebenarnyadidiagnosis melalui temuan adanya kontraksi persalinan menurun atau berhenti mendadak (munculnya sebagian atau seluruh janin kedalam rongga abdomen yang bebas), berhentinya bunyi jantung atau pergerakannya atau keduanya, peningkatan tekanan akibat arah janin, gejala rangsangan peritoneal (nyeri difus, muscular defence, dan nyeri tekan) keadaan syok peritoneal, perdarahan eksternal (hanya pada 25% kasus), perdarahan internal (anemia, tumor yang tumbuh cepat disamping rahim yang menunjukkan hematoma karena rupture inkompletus/ terselubung).
Rupture tenang didiagnosis melalui temuan setiap keadaan syok yang tidak dapat dijelaskan pada inpartum atau pasca partum dan harus dicurigai dibsebabkan oleh ruptur uteri.
Terapi untuk gangguan ini meliputi hal-hal berikut.
1. Histerektomi total, umumnya rupture meluas ke segmen bawah uteri, sering ke dalam serviks.
2. Hesterektomi supra vagina hanya dalam kasus gawat darurat.
3. Membersihkan uterus dan menjahit rupture, bahaya rupture baru pada kehamilan berikutnya sangat tinggi.
4. Pada hematoma parametrium dan angioreksis (ruptur pembuluh darah). Buang hematoma hingga bersih, jika perlu ikat arteri iliaka hipogastrikum.
5. Pengobatan antisyok harus dimulai bahkan sebelum dilakukan operasi.
8. Perdarahan Pascapersalinan
Penyebab gangguan ini adalah kelainan pelepasan dan kontraksi, rupture serviks dan vagina (lebih jarang laserasi perineum), retensio sisa plasenta, dan koagulopati. Perdarahan pascapersalinan tidak lebih dari 500 ml selama 24 jam pertama, kehilangan darah 500 ml atau lebih berarti bahaya syok. Perdarahan yang terjadi bersifat mendadak sangat parah (jarang), perdarahan sedang (pada kebanyakan kasus), dan perdarahan sedang menetap (terutama pada ruptur). Peningkatan anemia akan mengancam terjadinya syok, kegelisahan, mual, peningkatan frekuensi nadi, dan penurunan tekanan darah.
Terapinya bergantung penyebab perdarahan, tetapi selalu dimulai dengan pemberian infuse dengan ekspander plasma, sediakan darah yang cukup untuk mengganti yang hilang, dan jangan memindahkan penderita dalam keadaan syok yang dalam. Pada perdarahan sekunder atonik:
1. Beri Syntocinon (oksitosin) 5-10 unit IV, tetes oksitosin dengan dosis 20 unit atau lebih dalam larutan glukosa 500 ml.
2. Pegang dari luar dan gerakkan uterus ke arah atas.
3. Kompresi uterus bimanual.
4. Kompresi aorta abdominalis.
5. Lakukan hiserektomi sebagai tindakan akhir.
9. Syok Hemoragik
Penyebab gangguan ini.
1. Perdarahan eksterna atau interna yang menyebabkan hiposekmia atau ataksia vasomotor akut.
2. Ketidakcocokan antara kebutuhan metabolit perifer dan peningkatan transpor gangguan metabolic, kekurangan oksigen jaringan dan penimbunan hasil sisa metabolik yang menyebabkan cidera sel yang semula reversibel kemudian tidak reversibel lagi.
3. Gangguan mikrosirkulasi.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tekanan darah dan nadi; pemeriksaan suhu, warna kulit, dan membrane mukosa perbedaab suhu antara bagian pusat dan perifer badan; evaluasi keadaan pengisian (kontraksi) vena dan evaluasi palung kuku; keterlambatan pengisian daerah kapiler setelah kuku ditekan; dan ekskresi urin tiap jam.
Setiap penderita syok hemoragik di rawat di rumah sakit.Terapi awal syok bertujuan mengembalikan hubungan normal antara volume kecepatan denyutjantung dan kebutuhan perifer yang sebenarnya.
10. Syok Septik (Bakteri, Endotoksin)
Penyebab gangguan ini adalah masuknya endotoksin bakteri gram negative (coli, proteus, pseudomonas, aerobakter, enterokokus).Toksin bakteri gram positif (streptokokus, Clostridium welchii) lebih jarang terjadi.Pada abortus septic, sering terjadi amnionitis atau pielonefritis.Adanya demam sering didahului dengan menggigil, yang diikuti penurunan suhu dalam beberapa jam, jarang terjadi hipotermi. Tanda lain adalah takikardia dan hipotensi yang jika tidak diobati hamper selalu berlanjut ke syok yang tidak reversible. Gangguan pikiran sementara (disorientasi) sering tidak diperhatikan.Nyeri pada abdomen (obstruksi portal dan ekstremitas yang tidak tegas).Ketidakcocokan antara gambaran setempat dan keparahan keadaan umum.Jika ada gagal ginjal akut dapat berlanjut ke anuria.Trobopenia sering terjadi hanya sementara.
Terapi untuk gangguan ini adalah tindakan segera selama fase awal. Terapi tambahan untuk pengobatan syok septic (bakteri) selalu bersifat syok hipovolemik (hipovolemia relatif) adalah terapi infuse secepat mungkin yang diarahkan pada asidosis metabolik. Terapi untuk infeksi adalah antibiotika (Leucomycin, kloramfenikol 2-3 mg/hari, penisilin sampai 80 juta satuan/ hari).Pengobatan insufisiensi ginjal dengan pengenalan dini bagi perkembangan insufisiensi ginjal, manitol (Osmofundin). Jika insufisiensi ginjal berlanjut 24 jam setelah kegagalan sirkulasi, diperlukan dialysis peritoneal.
11. Preeklamsia Berat
Istilah eklamsia berasal dari bahasa Yunani yang berarti “halilintar”. Kata tersebut dipakai karena seolah-olah gejala eklamsia terjadi dengan tiba-tiba tanpa didahului tanda-tanda lain. Pada wanita yang menderita eklamsia timbul serangan kejang yang diikuti oleh koma.Bergantung pada saat timbulnya, eklamsia dibedakan menjadi eklamsia gravidarum, eklamsia parturientum, dan eklamsia puerperalis.
Jika salah satu diantara gejala atau tanda berikut ditemukan pada ibu hamil, dapat diduga ibu tersebut mengalami preeklamsia berat.
1. Tekanan darah 160/110 mmHg.
2. Oligouria, urin kurang dari 400 cc/ 24 jam.
3. Proteinuria, lebih dari 3g/ liter.
4. Keluhan subyektif (nyeri epigastrium, gangguan penglihatan, nyeri kepala, edema paru, sianosis, gangguan kesadaran).
5. Pada pemeriksaan, ditemukan kadar enzim hati meningkat disertai ikterus, perdarahan pada retina, dan trombosit kurang dari 100.000/ mm.
Diagnosis eklamsia harus dapat dibedakan dari epilepsy, kejang karena obat anesthesia, atau koma karena sebab lain seperti diabetes. Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin.
Sebagai pengobatan untuk mencegah timbulnya kejang dapat diberikan :
1. Larutan magnesium sulfat 40% sebanyak 10 ml (4 gram) disuntikkan intra muskulus pada bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan, dan dapat diulang 4 gram tiap jam menurut keadaan. Obat tersebut selain menenangkan juga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan dieresis.
2. Klorpomazin 50 mg intramuskulus.
3. Diazepam 20 mg intramuskulus.
Penanganan kejang dengan memberi obat anti-konvulsan, menyediakan perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan napas, masker,dan balon oksigen), memberi oksigen 6 liter/menit, melindungi pasien dari kemungkinan trauma tetapi jangan diikat terlalu keras, membaringkan pasien posisi miring kiri untuk mengurangi resiko respirasi. Setelah kejang, aspirasi mulut dan tenggorok jika perlu.
Penanganan umum meliputi :
1. Jika setelah penanganan diastolik tetap lebih dari 110 mmHg, beri obat anti hipertensi sampai tekanan diastolik di antara 90-100mmHg.
2. Pasang infus dengan jarum besar (16G atau lebih besar).
3. Ukur keseimbangan cairan jangan sampai terjadi overload cairan.
4. Kateterisasi urin untuk memantau pengeluaran urin dan proteinuria.
5. Jika jumlah urin kurang dari 30 ml/jam, hentikan magnesium sulfat dan berikan cairan IV NaCl 0,9% atau Ringer laktat 1 L/ 8 jam dan pantau kemungkinan edema paru.
6. Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi muntah dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin.
7. Observasi tanda-tanda vital, refleks, dan denyut jantung tiap jam.
8. Auskultasi paru untuk mencari tanda-tanda edema paru.
9. Hentikan pemberian cairan IV dan beri diuretic (mis: furosemid 40 mg IV sekali saja jika ada edema paru).
10. Nilai pembekuan darah jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit (kemungkinan terdapat koagulopati).



C. Perawatan Bayi Baru Lahir.

Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan. Bidan juga harus mencegah atau menangani hipotermia.
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan tindakan yang diperlukan. Di samping itu, bidan memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.

Jangan kelewat panik jika bayi kerap menangis di minggu-minggu pertama kehidupannya.Menangis adalah sarana baginya untuk berkomunikasi.Dengan mengamati perilakunya, Anda sebenarnya bisa memahami makna tangisan si kecil, sekaligus bagaimana menanganinya.
1. Lapar. Bayi yang menangis karena lapar sangat mudah ditebak.Ia akan menangis sebentar lalu menangis lagi dengan berulang dan sama waktunya. Saat Anda menggendong dan mengusapkan jari ke mulutnya, ia memberi reaksi ingin mengisap. Segera susui sampai ia merasa kenyang.
2. Buang air. Popok yang basah bisa membuat bayi merasa tidak nyaman.Ia biasanya menangis perlahan dan akan semakin keras jika tidak segera diganti popoknya. Ganti secepatnya dengan popok yang bersih, bukan hanya untuk kenyamanan tapi juga kesehatannya.
3. Kepanasan atau kedinginan. Bayi yang baru lahir senang dibungkus (dibedong) karena memberinya rasa nyaman dan hangat. Tapi ada kalanya ia merasa tak nyaman jika pakaian yang membungkusnya terlalu tebal dan tidak menyerap keringat sehingga ia menangis.
4. Kolik. Jika bayi Anda menangis tanpa henti dalam waktu lama di sore hingga malam hari, bisa jadi ia mengalami kolik yang biasanya muncul sebelum bayi berusia 2 minggu dimana sekitar 10% bayi mengalaminya. Penyebabnya beragam, kemungkinan karena masalah di saluran pencernaan yang belum sempurna atau kembung di perut akibat gas yang berlebihan. Tetap susui ia dan tenangkan tangisannya dengan membawanya keluar kamar atau menimang-nimang di teras untuk sekedar mengganti suasana.
5. Sakit. Jeritan tangis yang melengking dan berkepanjangan (tidak mau berhenti meski Anda susui atau timang-timang), disertai gerakan seperti menggeliat-geliat menandakan ada yang salah pada dirinya. Coba raba bagian demi bagian tubuhnya, jika saat Anda pegang dan gerakkan ia menangis, bisa jadi bagian tubuh itu yang sakit. Segera hubungi dokter Anda.
D. Menyusui Dengan Sempurna
Sistim kekebalan bayi di tahun pertama belum sempurna. ASI memberi komposisi nutrisi  yang paling sempurna untuk pertumbuhannya, mencegah penyakit hingga kematian bayi.
6. Saat yang tepat. Bayi baru lahir harus sesegera mungkin disusui. Sesaat setelah melahirkan, payudara Anda akan menghasilkan kolstrum yang sangat berguna untuk daya tahan tubuhnya. Idealnya, dalam ½ hingga 1 jam setelah Anda melahirkan, bayi harus disusui. Bicarakan pada dokter dan pihak rumah sakit untuk membantu Anda melakukan inisiasi dini ASI (menyusui bayi begitu ia lahir sebelum bayi maupun ibu dipindahkan ke kamar perawatan) di ruang persalinan.
7. Jadwal menyusu.  Jangan memberi jadwal untuk bayi menyusu. Yang benar adalah memberinya ASI kapan saja ia inginkan. Namun, bayi baru lahir juga kerap tidur sangat lelap dan panjang. Perlu Anda ingat bahwa ia tetap membutuhkan ASI untuk pertumbuhannya. Bangunkan bayi setiap 1,5 – 2 jam dan coba susui.
8. Teknik menyusui. Mulut bayi harus terbuka lebar dan mencakupi sebagian besar areola, bukan sekedar menggantung di puting.Bibir atas dan bawah membuka ke luar, dagu menempel pada payudara dan pipi tampak penuh.Susui bayi lebih sering di malam hari karena itu saat hormon prolaktin (hormon penghasil ASI) lebih banyak diproduksi, sehingga ASI lebih banyak dihasilkan.
9. Menyusui dengan kedua payudara. Di dalam ASI ada zat inhibitor yang bisa mencegah sel-sel penghasil susu bekerja. Fungsinya untuk mencegah pembengkakan payudara atau bila ibu kehilangan bayi (meninggal). Bila payudara dikosongkan, zat inhibitor akan keluar bersama ASI sehingga sel-sel penghasil susu akan kembali bekerja. Karena itu agar bisa terus menghasilkan ASI, susui bayi setidaknya selama 15 menit pada satu sisi payudara sampai kosong sebelum Anda menggantinya pada sisi payudara yang lain.
E. Menggendong & Menggangkat Bayi
Menggendong bayi memberi rasa aman dan membentuk ikatan emosional antara Anda dan bayi, tapi menggendong bayi tidak bisa dilakukan sembarangan, ada teknik yang harus dipelajari.
10. Mengangkat bayi. Selipkan satu lengan di bawah kepala dan lengan lainnya menyangga pantat.Angkat dengan perlahan dan lembut lalu dekatkan ke dada.Pastikan bahwa posisi kepalanya lebih tinggi dibanding bagian tubuh bawah.Sanggalah lehernya dengan benar karana otot-otot leher bayi belum bisa menyangga kepalanya dengan baik.
11. Menggendong di lengan. Ini adalah posisi yang paling umum dilakukan untuk menggendong bayi yang baru lahir.Posisi kepala bayi berada di atas siku lengan dan lengan satunya menopang seluruh tubuh.
12. Mendekap bayi. Bayi merasa nyaman jika mendengar detak jantung orang yang mendekapnya.Posisikan bayi berdiri dengan wajah menghadap ke dada Anda. Gunakan satu tangan untuk menahan pantat dan tangan lain untuk menahan lehernya.

F. Membersihkan & Memandikan Bayi
Sebenarnya, tidak sulit memandikan dan membersihkan bayi, bahkan bisa menjadi aktivitas yang mengasyikkan bagi ibu dan bayi.
13. Tali pusar. Tali pusar harus tetap kering agar terhindar dari infeksi.Setiap mengganti popok, bersihkan tali pusar dengan membungkusnya (jangan terlalu ketat) menggunakan kain kasa steril yang sudah dibasahi alkohol 70% secara hati-hati.Bila pangkal tali pusarnya bernanah atau mengeluarkan darah, segera konsultasikan dengan dokter.
14. Mata. Basahi kapas dengan air hangat yang steril, lalu bersihkan sekeliling mata bayi.Usap bagian dalam ke bagian luar sudut mata.Gunakan kapas baru untuk membersihkan mata lainnya.
15. Telinga. Jangan mengorek, menarik atau mengulas bagian dalam telinga bayi.Ini bukan hanya bisa melukai gendang telinganya tapi juga bisa mendorong kotoran telinga lebih dalam dan menyebabkan infeksi.Cukup bersihkan bagian luar dan pintu masuk lubang telinga dengan kapas yang telah dibasahi.
16. Kelamin bayi laki-laki. Tarik dengan sangat lembut dan perlahan kulit penis sehingga tutup kepala penis tersingkap dan kotoran mudah dibersihkan dengan menggunakan kapas basah.Kotoran yang tidak dibersihkan, mudah menimbulkan infeksi atau sumbatan saluran kemih.
17. Kelamin bayi perempuan. Pegang dua pergelangan kakinya dengan satu tangan dan angkat perlahan hingga kelaminnya terlihat.Dengan kapas, usap bagian bibir luar kelamin. Ingat! Usaplah bibir kelamin ke arah anus dan bukan sebaliknya.Salah mengusap sering mengakibatkan kotoran masuk ke kelamin dan menimbulkan infeksi.
18. Peralatan mandi. Pilih sabun mandi yang tidak mengiritasi kulit, berbau lembut, tidak berwarna dan memiliki pH 5-7.Gunakan sampo khusus bayi yang tidak pedih di mata dan rendah kandungan alkoholnya.Jangan membubuhkan bedak pada kelamin bayi karena bisa menimbulkan infeksi.Cukup pada daerah lipatan seperti paha, ketiak dan punggung, serta pastikan dalam keadaan kering untuk mencegah timbulnya iritasi.
19. Memandikan bayi. Untuk bayi baru lahir, sabuni dulu seluruh tubuhnya dengan waslap secara perlahan baru kemudian memberi sampo pada kepalanya agar ia tidak cepat kedinginan. Setelah itu, baru rendam tubuhnya di bak mandi bayi dan bilas hingga bersih.Saat memegang, pastikan satu tangan menyangga penuh leher hingga bagian lengan bayi untuk mencegahnya tercebur.Segera keringkan dengan handuk yang lembut, bukan dengan mengusap-usap melainkan dengan menekan handuk perlahan.
G. Mengatasi Keadaan Darurat
Keadaan darurat bisa menimpa kapan saja.Yang penting Anda tetap tenang dan memiliki langkah pencegahan yang tepat.
20. Demam. Bayi demam jika suhu tubuhnya di atas 37,7° C. Beri asetaminofen untuk bayi (yang sudah Anda konsultasikan dengan dokter) dan tunggu 30 – 45 menit untuk melihat apakah obatnya bekerja. Longgarkan pakaiannya dan tempelkan spons berisi air bukan pada dahi melainkan di ketiak, kaki dan badannya. Susui sesering dan sebanyak mungkin, jika dalam 24 jam tidak kunjung reda, bawa ke dokter.
21. Batuk. Susui bayi agar lendir kental di saluran napasnya mencair.Beri minyak telon hangat ke dada dan leher untuk melegakan pernapasan. Singkirkan perangsang batuk seperti bau obat nyamuk atau matikan AC. Untuk bayi dibawah usia 3 bulan, jangan memberinya obat batuk apapun kecuali atas petunjuk dokter.
22. Diare. Pada bulan-bulan pertama, bayi bisa buang air besar hingga 8 sampai 10 kali dalam satu hari karena tubuhnya sedang beradaptasi dan pencernaannya belum sempurna.Tapi jika BABnya lebih banyak dari biasa dengan warna dan bau yang tidak normal, terus berikan ASI agar bayi tidak dehidrasi dan segera hubungi dokter anak.
23. Jatuh. Perlahan, periksa seluruh tubuh bayi untuk melihat apakah ada perubahan warna kulit, pembengkakan, atau gangguan fungsi anggota badan.Gerakkan semua anggota badan secara pelan dan perhatikan reaksinya.Jika bayi tidak sadarkan diri, segera bawa ke UGD.
24. Tersedak. Telungkupkan tubuh bayi dan tepuk-tepuk pundaknya agar benda asing yang berada di saluran pernapasannya keluar. Segera bawa ke UGD jika ia kesulitan bernapas.         
H. Alternatif Pemecahan Masalah
Akses pelayanan Kebidanan kegawat daruratan persalinan dan perawatan bayi baru lahir adalah adanya suatu metode pendekatan pemecahan masalah pelayanan kebidanan gawat darurat persalinan dan juga perawatan bagi bayi yang meliputi kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan di dalam memberikan pelayanan perawatan bayi baru lahir,  individu, keluarga dan masyarakat.




BAB III
KESIMPULAN

Agar upaya keselamatan ibu tidak hanya sekedar retorika tetapi menjadi kenyataan diperlukan komitmen kuat dari penentu kebijakan, pengelola program dan masyarakat. Implikasi program keselamatan ibu
Mendapatkan masukan dalam penyempurnaan laporan dan rekomendasi, guna mendorong upaya peningkatan kualitas fasilitas dan akses layanankebidanan, termasuk upaya perumusan kebijakan yang memenuhi kebutuhan pelayanan kebidanan gawat darurat dalam persalinan dan perawatan bayi baru lahir.
Pelayanan Kebidanan  agar memakai jasa pelayanan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari Pelayanan Kebidanan Kegawat Daruratan  yang diselenggarakan Secara luas, akses layanan kebidanan kesehatan Pelayanan Kebidanan Kegawat Daruratan  adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapkan, yaitu akan menyangkut masukan, proses dan keluaran (outcome) sistem layanan kesehatan.








DAFTAR PUSTAKA

http://wahyulovelyta.blogspot.com/2012/02/kegawatdaruratan-neonatus.html
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/makalah-program-kb-di-indonesia.html
http://mulkasem.blogspot.com/2011/07/1-kegawatdaruratan-dalam-kebidanan.html
http://fk.uns.ac.id/index.php/prodi/detail/diploma-iv-kebidanan
http://blogs.unpad.ac.id/kknmcipatujah2012/2012/07/21/penyuluhan-kegawatdaruratan-penyakit-umum-dan-kebidanan/
http://blogs.unpad.ac.id/kknmcipatujah2012/2012/07/21/penyuluhan-kegawatdaruratan-penyakit-umum-dan-kebidanan/
http://www.anakku.net/perawatan-pasca-persalinan.html
http://www.buku-plus.com/detail/keluarga-622.html


Tidak ada komentar: