Y a p m a

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR

Alamat Jl. Maccini Raya No. 197 Makassar(0411) 436068

Menerima Mahasiswa Baru T.A. 2016-2017
PROGRAM STUDI :
* KESEHATAN MASYARAKAT
* S1 KEPERAWATAN
* PROFESI NERS

FACEBOOK CENTER
Created by:Razak Facebook

Jumat, 30 April 2010

Gangguan Pikiran

BAB I
PENDAHULUAN
Menurut para peneliti Inggris, gangguan kesehatan mental umumnya, seperti kecemasan dan depresi, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena obesitas, dan orang-orang dengan episode berulang dari gangguan ini sangat berisiko.
Dalam studi tersebut, dipublikasikan dalam edisi online BMJ tanggal 7 Oktober 7, para peneliti menganalisis data dari empat pemeriksaan medis dari 4.363 pegawai negeri Inggris berusia 35-55 tahun yang dilakukan lebih dari 19 tahun (1985-2004). Setiap skrining mencakup penilaian kesehatan mental dan pengukuran tinggi dan berat badan.
Orang dengan gangguan kesehatan mental dalam tiga skrining sebelumnya,tampaknya cenderung dua kali lipat mengalami obesitas pada skrining terakhir dibandingkan mereka yang tidak memiliki gejala gangguan kesehatan mental. Para penulis mencatat bahwa mereka yang memiliki lebih banyak insiden dari gangguan kesehatan mental umum memiliki risiko terbesar penambahan berat badan dan obesitas.



BAB II
PEMBAHASAN

Tanda dan Gejala Psikiatri – Pikiran
Pikiran: aliran ide yang bertujuan, simbol-simbol, dan asosiasi yang dipicu oleh suatu masalah atau tugas dan menuju pada kesimpulan yang berorientasi realitas; saat timbul urutan logis, pemikiran disebut normal; parapraksis (disebut juga freudian slip, kesalahan tidak logis yang tidak disadari) dianggap masih bagian dari pemikiran normal. Berpikir abstrak adalah kemampuan untuk menangkap inti dari keseluruhan, memecah-mecahkan keseluruhan menjadi bagian-bagiannya, dan menemukan kesamaan di antaranya.
1. Gangguan umum dalam bentuk atau proses pikir
a. Gangguan mental: sindrom perilaku atau psikologis yang bermakna secara klinis yang berasosiasi dengan penderitaan dan hendaya, bukan hanya respon yang diharapkan pada suatu saat tertentu atau terbatas pada hubungan antara seseorang dengan masyarakat.
b. Psikosis: ketidakmampuan membedakan realitas dengan fantasi; kelainan tes realitas, dengan adanya realitas baru (berlawanan dengan neurosis: gangguan mental dimana tes realitas masih baik; perilaku mungkin tidak bertentangan dengan norma sosial, namun relatif menetap atau mudah kambuh jika tidak dirawat).
c. Tes realitas: evaluasi dan penilaian obyektif mengenai dunia di luar diri sendiri.
d. Gangguan pikir formal: gangguan pada bentuk pikir bukan isi pikir; pikiran ditandai dengan asosiasi longgar, neologisme, dan gagasan yang tidak logis; proses pikir terganggu, dan penderitanya tergolong psikotik.
e. Pemikiran tidak logis: pikiran mengandung kesimpulan yang salah atau kontradiksi; tergolong psikopatologis hanya jika sangat jelas dan tidak dipengaruhi oleh budaya dan tingkat intelektual.
f. Dereisme: aktivitas mental yang tidak sesuai dengan logika atau pengalaman.
g. Pemikiran autistik: preokupasi (keterikatan) dengan dunia dalam dirinya sendiri; sering disinonimkan dengan dereisme.
h. Pemikiran magis: salah satu bentuk pemikiran yang dereistik; dimana pikiran, kata-kata, atau tindakan berkaitan dengan kekuatan khusus.
i. Pemikiran proses primer: istilah umum untuk pemikiran yang dereistik, tidak logis, dan magis; normal ditemukan dalam mimpi.
j. Tilikan emosional: tingkat yang mendalam dari pemahaman dan kesadaran yang mengarah pada perubahan positif pada kepribadian dan perilaku.
2. Gangguan spesifik pada bentuk pikir
a. Neologisme: menciptakan kata-kata baru, sering dengan menggabungkan suku kata dari kata-kata lain
b. Word salad (gado-gado kata): campuran inkoheren dari kumpulan kata-kata.
c. Sirkumstansialitas: pembicaraan tidak langsung yang berputar-putar sebelum mencapai maksud pembicaraan; ditandai oleh detail yang berlebihan dan kiasan.
d. Tangensialitas: ketidakmampuan membuat asosiasi pikir yang sesuai tujuan; tidak pernah mencapai maksud pembicaraan.
e. Inkoherensi: pemikiran yang secara umum tidak dapat dimengerti; aliran pikiran atau kata-kata tanpa hubungan gramatikal maupun hubungan logis.
f. Perseverasi: respon yang bertahan terhadap suatu stimulus sebelumnya meskipun sudah diganti dengan stimulus baru; sering berkaitan dengan gangguan kognitif.
g. Verbigerasi: pengulangan kata-kata tertentu yang tidak bertujuan.
h. Echolalia: pengulangan psikopatologis suatu kata atau frase yang diucapkan oleh orang lain.
i. Kondensasi: penggabungan berbagai konsep menjadi satu.
j. Jawaban irelevan: jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan.
k. Asosiasi longgar: aliran pikiran dimana perpindahan dari satu subyek ke subyek lain tidak memiliki hubungan sama sekali (jika parah dapat memicu pembicaraan yang inkoheren).
l. Derailment: penyimpangan bertahap atau tiba-tiba dari aliran pikiran tanpa didahului blocking, sering disinonimkan dengan asosiasi longgar.
m. Flight of ideas: aliran kata-kata yang cepat yang menghasilkan perpindahan konstan dari satu ide ke ide lain; bila tidak parah ide-ide seringkali masih berhubungan dan dapat diikuti.
n. Clang association: asosiasi kata-kata dengan kata lain yang memiliki bunyi yang mirip meskipun artinya berlainan; kata-kata tersebut tidak memiliki hubungan logis; mencakup rhyming dan punning.
o. Blocking: penghentian tiba-tiba suatu pemikiran sebelum pemikiran tersebut selesai; setelah jeda singkat, penderita tidak dapat mengingat apa yang telah atau yang akan dikatakannya.
p. Glossolalia: ekspresi dari pesan surgawi berupa kata-kata yang tidak dimengerti (juga dikenal sebagai bahasa roh); tidak dianggap sebagai gangguan pikiran jika berkaitan dengan praktek ibadah; juga dikenal sebagai kriptolalia, bahasa lisan pribadi.
3. Gangguan spesifik pada isi pikir
a. Kemiskinan isi: pemikiran yang memberikan sedikit informasi akibat kesamaran, pengulangan tanpa makna, atau frase yang tidak jelas.
b. Ide yang berlebihan: kepercayaan palsu yang bertahan dan tidak beralasan, sedikit lebih ringan dari waham.
c. Waham (delusi): kepercayaan palsu, berdasar pada kesimpulan yang salah mengenai realitas, tidak dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan maupun latar belakang budaya; tidak dapat dikoreksi dengan memberikan alasan yang masuk akal.
1) Waham bizarre (aneh): kepercayaan palsu yang aneh, absurd, sangat imajinatif (contoh: makhluk asing dari luar angkasa menanamkan chip pada kepala pasien).
2) Waham tersistematisasi: kepercayaan palsu yang berkaitan dengan peristiwa atau tema tertentu (contoh: pasien sedang dimata-matai oleh CIA atau FBI).
3) Waham kongruen-mood: waham dengan isi yang sesuai dengan mood (contoh: pasien depresi percaya bahwa dia bertanggung jawab atas kehancuran dunia).
4) Waham inkongruen-mood: waham dengan isi yang tidak berkaitan dengan mood maupun yang netral (contoh: pasien depresi merasa pikirannya sedang dipancarkan seperti sinyal radio).
5) Waham nihilistik: perasaan negatif bahwa dirinya, orang lain, bahkan seluruh dunia tidak benar-benar ada atau segera akan berakhir keberadaannya.
6) Waham kemiskinan: kepercayaan palsu bahwa pasien kehilangan atau akan kehilangan segala kekayaan materinya.
7) Waham somatik: kepercayaan palsu yang melibatkan fungsi tubuh (contoh: pasien merasa otaknya sedang membusuk).
8) Waham paranoid: mencakup waham persekutorik, waham rujukan, dan waham grandiosa.
a. Waham persekutorik: kepercayaan palsu bahwa pasien sedang dicurangi, dilecehkan, dikejar atau diburu.
b. Waham rujukan (delusion of reference): kepercayaan palsu bahwa perilaku orang lain mengacu pada diri pasien; bahwa kejadian, obyek, atau orang lain memiliki kepentingan tertentu, tertutama yang negatif kepada diri pasien; pasien percaya bahwa orang-orang, bahkan televisi dan radio menyampaikan sesuatu tentang pasien.
c. Waham grandiosa: konsep berlebihan mengenai kelebihan, kekuatan, maupun keilahian diri pasien.
9) Waham menuduh diri sendiri: perasaan palsu tentang rasa bersalah dan penyesalan yang mendalam.
10) Waham kontrol: perasaan palsu bahwa kehendak, pikiran, atau perasaan pasien telah dikontrol oleh sesuatu di luar dirinya.
a. Thought wihdrawal: waham bahwa pikiran pasien telah diambil dari pasien oleh orang atau kekuatan lain.
b. Thought insertion: waham bahwa pikiran pasien adalah pikiran yang telah dimasukkan pada pasien oleh orang atau kekuatan lain.
c. Thought broadcasting: waham bahwa pikiran pasien dapat diketahui oleh orang lain, seperti disiarkan seperti radio melalui udara.
d. Thought control: waham bahwa pikiran sesorang dikontrol oleh orang atau kekuatan lain.
11) Waham kecemburuan: kepercayaan palsu tentang kecemburuan dan pemikiran bahwa seseorang yang dicintai pasien telah selingkuh.
12) Erotomania: kepercayaan delusional, terutama pada wanita, bahwa orang lain jatuh cinta pada pasien.
13) Pseudologia phantasica: suatu tipe kebohongan dimana seseorang tampak mempercayai realitas dari fantasinya dan menjadikannya nyata.
d. Trend atau preokupasi (keterikatan) pikiran: terpusatnya isi pikir pada ide tertentu, berkaitan dengan tingkat afektif yang kuat, seperti trend paranoid atau keterikatan untuk bunuh diri atau membunuh orang lain.
e. Egomania: keterikatan pada diri sendiri yang patologis.
f. Monomania: keterikatan pada satu obyek tertentu.
g. Hipokondria: perhatian berlebihan tentang kesehatan yang tidak berdasarkan pada patologi organik, namun seringkali hanya interpretasi abnormal suatu sensasi atau tanda fisik.
h. Obsesi: keberadaan patologis yang menetap dari pikiran yang tidak dapat dilawan menggunakan logika; berkaitan dengan kecemasan.
i. Kompulsi: kebutuhan patologis untuk melaksanakan suatu impuls yang akan menimbulkan kecemasan bila tidak dilakukan; perilaku berulang sebagai respon terhadap obsesi.
j. Koprolalia: pengucapan kompulsif dari kata-kata kotor dan makian.
k. Fobia: ketakutan patologis yang menetap, tidak rasional, berlebihan, dan tidak dapat diubah atas stimulus atau situasi tertentu, menghasilkan keinginan untuk menghindari stimulus atau situasi tersebut.
1) Fobia spesifik: ketakutan yang terbatas pada obyek atau situasi tertentu (contoh: takut laba-laba atau ular).
2) Fobia sosial: takut dipermalukan di depan umum, seperti takut berbicara dan tampil di depan orang banyak, makan di tempat umum.
3) Acrofobia: takut terhadap ketinggian.
4) Agorafobia: takut terhadap tempat terbuka.
5) Algofobia: takut terhadap rasa nyeri.
6) Ailurofobia: takut kucing.
7) Erythrophobia: takut terhadap warna merah.
8) Panfobia: takut akan segala hal.
9) Klaustrofobia: takut berada di tempat tertutup.
10) Xenofobia: takut kepada orang asing.
11) Zoofobia: takut binatang.
12) Fobia jarum suntik: ketakutan menetap dan patologis saat disuntik.
l. Noesis: pewahyuan dimana terdapat pencerahan yang luar biasa berkaitan dengan perasaan bahwa pasien telah dipilih untuk memimpin dan memerintah.
m. Unio mystica: perasaan penyatuan mistik dengan kekuatan yang tidak terbatas; tidak dianggap sebagai gangguan bila terkait dengan agama atau budaya pasien.











BAB III
P E N U T U P

Gangguan umum dalam bentuk atau proses pikir yaitu dapat ditandai dengan gangguan mental, psikosis, tes realitas, gangguan pikir formal, pemikiran tidak logis, dereisme, pemikiran magis, pemikiran proses primer dan juga tilikan emosional.
Gangguan spesifik pada bentuk pikir dapat ditandai dengan munculnya gangguan Neologisme, Word salad (gado-gado kata), Sirkumstansialitas, Tangensialitas, Inkoherensi, Perseverasi, Verbigerasi, Echolalia, Kondensasi. Jawaban irelevan, Asosiasi longgar, Derailment,Flight of ideas, Clang association, Blocking dan Glossolalia
Sedangkan Gangguan spesifik pada isi pikir yaitu dengan tanda, Kemiskinan isi, Ide yang berlebihan, Waham (delusi), Trend atau preokupasi (keterikatan) pikiran, Egomania, Monomania, Hipokondria, Obsesi, Kompulsi, Koprolalia, Fobia, Noesis dan Unio mystica.






DAFTAR PUSTAKA

http://banyakbaca.wordpress.com/2008/05/01/tanda-gejala-psikiatri-pikiran/

Tidak ada komentar: