Y a p m a

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK) MAKASSAR

Alamat Jl. Maccini Raya No. 197 Makassar(0411) 436068

Menerima Mahasiswa Baru T.A. 2016-2017
PROGRAM STUDI :
* KESEHATAN MASYARAKAT
* S1 KEPERAWATAN
* PROFESI NERS

FACEBOOK CENTER
Created by:Razak Facebook

Jumat, 23 Mei 2014

KTI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah sesuatu hal yang fisiologis yang akan terjadi pada setiap wanita di dunia ini. Wanita akan melewati masa kehamilan 9 bulan dan setelah itu akan mengalami proses persalinan. Sebagian besar calon ibu terutama yang pertama kali menghadapi proses persalinan merasa takut terhadap suasana rumah sakit, suasana ruang bersalin, sehingga akan menambah ketegangan. Hal itu merupakan satu alasan mengapa persalinan dukun masih diterima masyarakat karena persalinan ditolong di rumah (Manuaba,1998).
Semua wanita mengalami nyeri selama persalinan, hal ini merupakan proses fisiologis. Secara objektif sebagaimanan telah dilakukan penelitian oleh Niven danGijsbern pada tahun 1984 didapatkan bahwa nyeri persalinan jauh melebihi keadaan penyakit. Bagaimanapun nyeri harus diatasi, Browridge 1995 meyatakan bahwa nyeri yang menyertai kontraksi uterus mempengaruhi mekanisme fungsional yang menyebabkan respon stress fisiologis, nyeri persalinan yang lama menyebabkan hiperventilasi dengan frekuensi pernafasan 60-70 kali per menit sehingga menurunkan kadar PaCO2 ibu dan peningkatan pH. Apabila kadar PaCO2 ibu rendah, maka kadarPaCO2 janin juga rendah sehingga menyebabkan deselerasi lambat denyut jantung janin, nyeri juga meyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama,yang akhirnya dapat mengancam kehidupan janin dan ibu (mander 2003), selain itu nyeri yang lama dan tidak tertahankan akan menyebabkan meningkatnya tekanan sistol sehingga berpotensi terhadap adanya syok kardiogenik (Zulkarnain, 2003).
Nyeri persalinan dapat di kurangi dengan teknik non farmakologi seperti relaksasi, masasse, hypnosis, psikoanalgesia, imajinasi dan sebagainya. Nyeri yang tidak tertahankan mendorong ibu bersalin menggunakan obat penawar nyeri seperti analgetik dan sedativa (Ridolfidan franzen, 2001), sedangkan obat-obat tersebut memberikan efek samping yang merugikan yang meliputi fetal hipoksia, resiko depresi pernapasan neonatus, penurunan Heart Rate / Central nervus system (CNS) dan peningkatan suhu tubuh ibu yang dapat menyebabkan perubahan pada janin(Mander,2003).
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengkaji permasalahan lewat karya tulis ilmiah ini dengan judul “Manajemen Kebidanan PadaNy “M” Dalam Mengurangi Nyeri Selama Persalinan” .
B. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Melaksanakan management nyeri persalinan pada Ny “M“ untuk menurunkan rasa nyeri selama persalinan di RSIA Pertiwi Makassar.
2. Tujuan khusus
a. Melaksanakan identifikasi masalah kebidanan akibat nyeri persalinan pada Ny “M“ melalui pengkajian di kamar bersalin RSIA pertiwi Makassar.
b. Menetapkan rencana tindakan dalam menurunkan rasa nyeri persalinan pada Ny “M“ berdasarkan prioritas masalah.
c. Melaksanakan tindakan management nyeri persalinan pada Ny “M“ berdasarkan rencana yang telah ditetapkan.
d. Melaksanakan evaluasi hasil tindakan management nyeri persalinan pada Ny “M“ berdasarkan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan
C. Manfaat Studi Kasus
1. Instansi
Sebagai salah satu sumber penentu kebijakan dan pelaksanaan program baik Dinas Kesehatan maupun pihak RSIA Pertiwi dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program di RSIA Pertiwi.
2. Institusi
Merupakan input atau masukan dalam pemberian bekal bagi mahasiswa agar berhasil dalam mentapkan asuhan kebidanan pada klien dalam mengurangi nyeri selama persalinan.
3. Penulis
Merupakan pengalamam ilmiah yang berharga bagi penulis untuk meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan dalam asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Persalinan
1. Pengertian Persalinan Normal
a. Persalinan merupakan kejadian fisiologis yang normal. Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya servik dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal atau fisiologis adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2002).
b. Partus fisiologis atau partus normal atau partus spontan adalah bila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat untuk pertolongn istimewa serta tidak membahayakan ibu dan janin umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Wiknjosastro, 2002).
c. Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir (Hacker dan More, 2001).
2. Teori Terjadinya Persalinan
Penyebab terjadinya proses persalinan belum diketahui benar, yang ada hanya teori-teori yang komplek antara lain dikemukakan faktor-faktor humoral, struktur rahim, pengaruh tekanan pada syaraf dan nutrisi (Saifuddin, 2002).
Adapun beberapa teori yang menyatakan kemungkinan proses persalinan :
a. Teori Kerenggangan
1. Otot rahim mempunyai kemampuan merenggang dalam batas tertentu.
2. Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat mulai.
3. Contohnya : pada hamil ganda sering terjadi kontraksi setelah kerenggangan tertentu, sehingga menimbulkan proses persalinan (Manuaba, 1998).
4. Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter (Mochtar, 1998).
b. Teori Penurunan Progesteron
1. Proses penuaan plasenta terjadi mulai 28 minggu usia kehamilan, terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
2. Produksi progesteron menurun, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.
3. Akibatnya otot rahim mulai kontraksi setelah mencapai penurunan progesteron tertentu (Manuaba, 1998).
4. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun (Mocthar, 1998).
c. Teori Oksitosin Internal
1. Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars anterior.
2. Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga terjadi kontraksi braxton hick (Manuaba, 1998).
3. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan maka oksitosin menimbulkan aktivitas, sehingga persalinan dapat mulai.
d. Teori Prostaglandin
1. Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan 15 minggu yang dikeluarkan oleh desidua.
2. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.
3. Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan (Manuaba, 1998).
e. Teori Hipotalamus-Pituitari dan Glandula Suprarenalis
1. Teori ini menunjukkan kehamilan anansefalus sering terjadi kelambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973.
2. Malpar pada tahun 1933 mengangkat otak kecil kelinci percobaan, hasilnya kehamilan berlangsung lebih lama.
3. Pemberian kortikosteroid yang dapat mengakibatkan maturitas janin, induksi persalinan.
4. Dari percobaan tersebut disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-pituitari dengan mulainya persalinan.
5. Glandula suprarenal merupakan pemicu persalinan (Manuaba, 1998).
f. Teori Plasenta Sudah Tua
Plasenta yang sudah tua mengakibatakan turunnya kadar estrogen dan progesteron sehingga mengakibatkan kekejangan pembuluh darah dan hal ini akan menimbulkan kontraksi rahim (Mochtar, 1998).
3. Perubahan Pada Persalinan
Saat persalinan terjadi perubahan pada uterus dan jalan lahir. Uterus terdiri dari 2 komponen fungsional utama yaitu miometrium dan servik, selama kehamilan miometrium harus terus tumbuh dan tetap rileks pada saat yang sama servik harus kuat untuk menahan kehamilan. Pada persalinan otot harus berkontraksi untuk mendilatasikan servik untuk menghasilkan tekanan pada dinding uterus.
a. Pada Uterus
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran melintang maupun muka belakang berkurang.
Pengaruh perubahan ini adalah :
1. Berkurangnya ukuran melintang, maka lengkungan tulang punggung anak berkurang, artinya tulang punggung menjadi lebih lurus dan dengan demikan kutub-kutub atas anak tertekan pada fundus sedangkan kutup bawah ditekan ke dalam pintu atas panggul.
2. Rahim yang bertambah panjang, maka otot-otot memanjang direnggang dan menarik pada segmen bawah dan servik.
b. Segmen Atas dan Bawah Rahim Pada Persalinan
Segmen atas dibentuk oleh korpus uteri, memegang peranan aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan. Segmen bawah dibentuk oleh istmus uteri, memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena direnggang. Secara singkat segmen atas berkontraksi menjadi tebal dan mendorong anak keluar, sedangkan segmen bawah dan servik relaksasi dan dilatasi sehingga menjadi tipis dan terenggang yang akan dilalui bayi.
Kontraksi otot rahim mempunyai sifat khas :
1) Setelah kontraksi, tidak berelaksasi kembali kekeadaan semula tapi menjadi sedikit lebih pendek walau tonusnya seperti sebelum kontraksi yang disebut dengan retraksi, sehingga setelah his hilang anak tidak naik lagi tapi terdorong kebawah karena rongga rahim mengecil.
2) Kontraksi paling kuat di daerah fundus uteri dan berangsur berkurang kebawah dan paling bawah pada segmen bawah rahim.
Segmen atas makin menebal dan segmen bawah makin menipis, maka batas antara segmen atas dan segmen bawah menjadi jelas yang disebut dengan lingkaran retraksi fisiologis. Jika segmen bawah sangat direnggang, maka retraksi makin jelas lagi dan naik mendekati pusat yang disebut dengan lingkaran retraksi patologis atau lingkaran ban, dll yaitu ancaman robekan rahim dan terdapat kalau bagian depan tidak dapat maju misal karena panggul sempit.
c. Pada Ligamentum Rotundum
Ligamentum rotundum terdiri dari otot-otot polos sehingga jika uterus berkontraksi otot-otot ikut berkontraksi sehingga menjadi pendek.
1. Pada tiap kontraksi, fundus yang tadinya bersandar pada tulang punggung berpindah kedepan mendesak dinding perut depan kedepan. Perubahan letak uterus waktu berkontraksi penting karena dengan demikian sumbu rahim searah dengan sumbu jalan lahir.
2. Adanya kontraksi dari ligamen rotundum fundus uteri tertambat sehingga waktu kontraksi, fundus tidak dapat naik ke atas waktu kontraksi, maka kontraksi tersebut tidak dapat mendorong anak ke bawah.
d. Pada serviks
1) Pendataran serviks
Pendataran servik yaitu pemendekan dari kanalis servikalis yang semula berupa sebuah saluran panjang 1-2 cm menjadi suatu lubang saja dengan pinggir tipis. Pendataran servik dari atas kebawah yaitu daerah ostium uteri internum tertarik ke atas dan menjadi lanjutan dari segmen bawah rahim sedangkan ostium externum sementara tidak berubah, pendataran nampak pada porsio yang makin pendek dan akhirnya rata dengan majunya persalinan.
2) Pembukaan serviks
Pembukaan servik adalah pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa satu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak kira-kira 10 cm.
Faktor yang mempengaruhi pembukaan sevik :
a. Mungkin otot servik menarik pada pinggir ostium dan membesarkannya.
b. Waktu kontraksi segmen bawah rahim dan servik direnggang oleh isi rahim terutama air ketuban yang mengakibatkan tarikan pada serviks.
c. Waktu kontraksi bagian selaput yang terdapat diatas canalis servikalis yaitu ketuban, menonjol kedalam canalis servikalis dan membukanya.
e. Pada Vagina dan Dasar Panggul
Pada kala I ketuban ikut merenggang bagian atas vagina yang sejak hamil mengalami perubahan sehingga dapat dilalui anak. Setelah ketuban pecah, segala perubahan terutama didasar panggul menjadi saluran dengan dinding-dinding tipis. Waktu kepala sampai di vulva, lubang vagina menghadap kedepan atas, nampak perineum menonjol dan menjadi tipis dan anus membuka.
4. Tahapan Persalinan
1. Kala I (Kala Pembukaan)
Kala I persalinan umumnya dikenali dari awitan kontraksi uterus yang teratur sampai dilatasi servik lengkap (Henderson, 2006). Pembukaan dan pendataran servik menyebabkan keluarnya lendir bercampur darah pada jalan lahir (Wiknjosastro, 2002). Kala I atau kala pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu :
a. Fase Laten
Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan pada servik secara bertahap.Pembukaan servik kurang dari 4 cm. Biasanya berlangsung dibawah hingga 8 jam (Anonymous, 2004).
b. Fase Aktif
Fase dimana dilatasi servik dan penurunan bagian presentasi berlangsung lebih cepat (Bobak, 2005). Pada fase aktif ditandai dengan frekuensi dan lama kontraksi uetrus meningkat yaitu 3 kali dalam 10 menit dan lamanya 40 detik atau lebih, serviks membuka dari 4 ke 10 cm dan terjadi penurunan bagian terbawah janin (Anonymous, 2004).
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Kala II persalinan adalah dari dilatasi servik lengkap sampai kelahiran bayi. Selama kala II persalinan, turunnya janin harus dipantau dengan cermat untuk mengevaluasi kemajuan persalinan. Penurunan diukur dari segi kemajuan pada bagian yang berpresentasi melalui jalan lahir (Hacker dan More, 2001). Pada primipara kala II rata-rata berlangsung 30-35 menit dan dengan penyimpangan 5% berlangsung 120-200 menit. Pada multipara kala II rata-rata berlangsung 8-10 menit dan dengan penyimpangan 5% berlangung 35-50 menit (Manuaba, 2001).
Adapun beberapa tanda dan gejala kala II persalinan, antara lain:
a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, frekuensi antara 2-3 menit sekali.
b. Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan vagina karena turunya kepala janin ke ruang panggul.
c. Perineum terlihat menonjol.
d. Vulva, vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
e. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah (Anonymous, 2004).
3. Kala III ( Kala Pengeluaran Uri )
Kala III persalinan berlangsung sejak janin lahir sampai plasenta lahir (Bobak, 2005). Pada kala III persalinan otot uterus berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran rongga uterus secara tiba-tiba setelah bayi lahir. Penyusutan rongga uterus menyebabkan berkurangnya ukuran tempat implantasi plasenta sehingga menjadi kecil sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan menekuk, menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus, setelah lepas plasenta akan turun kebagian bawah uterus dan bagian atas vagina.
4. Kala IV
Kala IV dimulai dari kelahiran plasenta sampai stabilisasi keadaan pasien yang berlangsung kira-kira 2 jam. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika hemostatis berlangsung dengan baik. Masa ini merupakan periode penting untuk memantau adanya komplikasi, misalnya perdarahan abnormal (Bobak, 2005).
5. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
a. . Passanger (Janin dan Plasenta)
Passenger terdiri dari janin dan plasenta yang bergerak disepanjang jalan lahir. Bergeraknya janin merupakan akibat interaksi beberapa faktor yaitu: ukuran kepala janin.letak janin, presentasi janin, sikap janin dan posisi janin
b. Passegway (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang-tulang yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan- lapiasan otot dasar panggul, ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Janin harus berhasil menyesuaikan diri terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai. Panggul ginekoid adalah bentuk panggul yang paling sering ditemui, bentuk panggul ginekoid dimiliki 59% wanita.
c.. Power (Kekuatan)
Power atau kekuatan adalah kekuatan yang mendorong anak keluar.yang di pengaruhi oleh kekuatan his, frekuensi his, durasi dan interval his.
B. Tinjauan umum tentang nyeri
1. 1. Pengertian nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena persaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.berikut adalah pendapat beberapa ahli mengenai pengertian nyeri :
a. Mc. Coffery (1979),mendefinisikan nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaaanya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya.
b. Wolf weifsel feurst (1974),mengatakan nyeri merupakan suatau perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.
c. Artur C Curton (1983),mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu mekanisme bagi tubuh ,timbul ketika jaringan sedang rusak ,dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilngkan rangsangan nyeri.
d. Scrumum ,mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik ,fisiologis maupun emosional
2. Fisiologi Nyeri
Munculnya nyeri sangat berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan. Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung- ujung saraf sangat bebas yang memiliki atau bahkan myelin yang tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada organ viseral, persendian, dinding arteri, hati dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamin ,brakidini, prostaglandin, dan macam – macam asam yang dilepas apabila tedapat kerusakan pada jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik atau mekanis.
Selanjutnya stimulasi yang diterima oleh respon tersebut ditransmisikan berupa impuls – impuls nyeri ke sumsum tulang belakang oleh dua jenis serabut yang bermyelin rapat atau serabut A (delta) dan serabut lamban (serabut C). Impuls – impuls yang di transmisikan oleh srabut delta A mempunyai sifat inhibitor yang di transmisikan ke serabut C. Serabut – srabut aferen masuk ke spinal melalui akar dorsal (dorsal root) serta sinapas pada dorsal horn.dorsal horn sendiri terdiri atas beberapa lapisan atau laminae ynag saling bertatauan. Diantara lapisan dua dan tiga membentuk substansia gelatinosa yang merupakan saluran utama impuls. Kemudian impuls nyeri menyeberang sumsum tulang belakang pada interneuron dan bersambung ke jalur spinal asendens yang paling utama, yaitu jalur spinothalamic tract (SST) atau jalur spinothalamus dan spinoreticular tract (SRT) yang membawa informas mengenai sifat dan lokasi nyeri. Dari prosese transmisi terdapat dua jalur mekanisme terdapat dua jalur terjadinya nyeri yaitu jalur opiate dan jalur nonopiate.jalur opiate di tandai oleh pertemuan reseptor pada otak yang terdiri atas jalur soinal desendens dari thalamus yang melalui otak tengah dan medulla ke tanduk dorsal tulang belakang yang berkonduksi dengan nociceptorimpuls supresif. Serotonim merupakan neurotransmitter dalam impuls supresif. System supresif lebih mengaktifkan stimulasi nociceptor yang ditransmisikan oleh serabut A. Jalur nonopiate merupakan jalur desenden yang tidak memberikan respons terhadap naloxone yang kurang banyak diketahui mekanismenya. (Barbara C Long,1989).
3. Mekanisme Nyeri Pada Persalinan
a. Membukanya mulut rahim.
Nyeri pada kala pembukaan adalah di sebabakan oleh membukanya mulut rahim misalnya peregangan otot polos merupakan rangsang yang cukup untuk menimbulkan nyeri, terdapat hubungan yang erat antara besarnya pembukaan mulut rahim dan intensitas nyeri (makin membuka makin nyeri),terdapat hubungan antar timbulnya kontraksi rahim, rasa nyeri terasa kira-kira 15-30 detik setelah mulainya kontraksi rahim.
b. Kontraksi dan peregangan mulut rahim.
Rangsang nyeri disebabkan oleh tertekannya ujung saraf sewaktu rahim berkontraksi dan teregangya rahim bagian bawah.
c. Kontraksi mulut rahim
Teori ini kurang dapat diterima oleh karena jaringan mulut rahim hanya sedikit mengandung jaringna otot.
d. Peregangan jalan lahir bagian bawah
Peregangan jalan lahir oleh kepala janin pada akhir kala pembukaan dan selama kala pengeluaran menimbulkan rasa nyeri paling hebat dalam proses persalinan.
4. Klasifikasi Nyeri
Klasifikasi nyeri umunya dibagi 2 ,yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang,tidak melebihi 6 bulan,dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. Nyeri kronis merupakan nyeri yang timbul secara perlahan – lahan biasanya berlangsung dalam waktu cukup lama ,yaitu lebih dari 6 bulan .Yang termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal,sindrom nyeri kronis dan psikosomatik.
Tabel
Perbedaan Nyeri Akut dan Kronis
Karakteristik
Nyeri akut
Nyeri kronis
Pengalaman
Suatu kejadian
Suatu situasi, status eksistensi
Sumber
Sebab eksternal atau penyakit dari dalam
Tidak diketahui atau pengobatan yang terlalu lama
Serangan
Mendadak
Bisa mendadak, berkembang dan terselubung
Waktu
Sampai 6 bulan
Lebih dari enam bulan sampai bertahun-tahun
Pernyataan nyeri
Daerah nyeri tidak diketahui dengan pasti
Daerah nyeri sulit dibedakan intensitas sehingga sulit dievaluasi (perubahan perasaan)
Gejala-gejala klinis
Pola respons yang khas dengan gejala yang lebih jelas
Pola respons yang bervariasi sedikit gejala-gejala (adaptasi)
Pola
Terbatas
Berlangsung terus dapat bervariasi
Perjalanan
Biasanya berkurang setelah beberapa saat
Penderitaan meningkat setelah beberapa saat
Sumber. Barbaca C Long, 1989
Selain klasifikasi nyeri di atas, terdapat jenis nyeri yang spesifik, di antaranya nyeri somatis, nyeri verisal, nyeri menjalar, (referent pain), nyeri psikogenik, nyeri phantom dari ektremitas, nyeri neurologis, dan lain-lain.
Nyeri somatis dan nyeri verisal ini umumnya bersumber dari kulit dan jaringan di bawah kulit (superfisial) pada otot dan tulang, perbedaan antara kedua nyeri ini dapat dilihat pada table berikut :
Tabel
Perbedaan Nyeri Somatik dan Veriseral
Karakteristik
Nyeri somatic
Nyeri viseral
Supervisial
Dalam
Kualitas
Tajam, menusuk, membakar
Tajam, tumpul, nyeri terus tidak
Tajam, tumpul, nyeri terus dan kejang
Menjalar
Stimulasi
Tidak
Torehan, abrasi
Terlalu panas dan
dingin
Torehan,
Panas, iskemia
pergeseran tempat
Ya
Distensi, iskemia,
spasmus, iritasi
kimiawi (tidak ada
torehan)
Reaksi autonom
Refleks kontraksi
Otot
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Sumber: Barbara C Long, 1989
5. Nyeri persalinan dan respon tubuh
Nyeri yang menyertai kontraksi uterus mempengaruhi mekanisme fisiologis sejumlah system tubuh yang selalu menyebabakan respons sters fisiologis yang umum dan menyeluruh (Brownridge,1995). Banyak respon involunter yang mungkin merupakan jalan alami untuk mempertahankan homeostatis, tetapi nyeri persalinan yang berat dan lama dapat mempengaruhi ventilasi, sirkulasi, metabolisme, dan aktifitas uterus.
a. Ventilasi
Nyeri yang menyertai kontraksi uterus meyebabkan hyperventilasi ,dengan frekuensi pernapasan tercatat 60 – 70 Kali permenit (cole & nainby – luxmoore,1962).hyperventilasi sebaliknya menyebabkan penurunan kadar PaCO2(kadar pada kehamilan normal adalah 32 mmHg, kadar ynag menurun adalah 16-20 mmHg :Bonica ,1973) dan konsekuensinya adalah penigkatan kadar Ph yang konsisten.Temuan yang sama telah dilaporkan oleh sejumlah peneliti di bidang nyeri persalinan (FisherPrys-Roberts,1968:Marx,dkk.,1969;Huch,dkk.,1997;Paebody,1979). Salah satu bahaya kadar PaCO2 ibu rendah adalah penurunan kadar janin yang menyebabkan deselerasi lambat denyut jantung janin. Peningkatan ventilasi bersamaan dengan pengugunaan energi untuk mengejan selam kala II persalinan dapat meningkatkan konsumsi oksigen ibu sehingga memperburuk oksigenasi janin.
b. Fungsi kardivaskular
Curah jantung meningkat secara progresif seiring dengan semakin majunya persalinan terutama kearena nyeri persalinan(Ueland & Handsen, 1969). Telah diperkiraka bahwa setiap kontraksi uterus meningkatkan curah jantung lebih tinggi dari pada saat relaksasi uterus (Hendricks &Quilligan,1956).
c. Efek metabolik
Peningkatan aktivitas simpatis yang disebabkan nyeri persalinan dapat menyebabkan peningkatan metabolismedan konsumsi oksigen serta penurunan mortilitas saluran cerna dan kandung kemih. Nyeri dan kecemasan yang menyertai persalinan dapat menyebabakan kelambatan pengosongan lambung (Nimmo,dkk.,1975).
d. Aktifitas uterus
Nyeri persalinan dapat mempengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi kadar katekolamin dan kartisol yang meningkat dan akibatnya mempengaruhi durasi persalinan. Noradrenalin, misalnya telah menunjukan meningkatkan aktifitas uterus sedangkan adrenalin dan kartisol menyebabkan penurunan aktifitas (Lederman ,dkk.1978) yang akan mengakibatkan persalinan lama. Nyeri juga dapat menyebabkan aktifitas uterus yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama.
Selain respons fisiologis terhadap nyeri yang telah dijelaskan ,nyeri persalinan juga berhubungan dengan respons perilaku yang dapat diamati misalnya vokalisasi, ekspresi wajah, gerakan tubuh dan verbalisasi. Vokalisasi mengacu pada suara yang dihasilkan sebagai respons nyeri persalinan dan dapat mencakup erangan, rintihan, dan atau jeritan dan tangisan disisi lain ekspresi wajah mungkin bukti satu – satunya bahwa wanita sedang mengalami nyeri persalinan. Bahkan sebenarnya ekspresi wajah dapat menjadi tanda yang dapat diamati pertama oleh bidan bahwa wanita dalam keadaan distress walaupun hal itu tidak mengindikasikan bahwa dibutuhkan pereda nyeri (McCrea,1996) ekspresi wajah yang berhubungan dengan nyeri persalinan mencakup gigi yang dikatupkan, bibir yang terkatup erat, mata terpejam rapat – rapat dan otot rahang mengeras gerakan tubuh seperti imobilisasi, otot yang tegang dan kegelisahan juga perilaku yang berhubungan atau sebagai respons terhadap nyeri. Beberapa wanita dapat merasakan bahwa mereka harus berjalan mengatasi nyeri sedangkan wanita lain merasa berbaring ditempat tidur lebih dapat diterima sebagian wanita dapat memeluk diri erat-erat saat kontraksi, perilaku ini merupakan tanda yang bergantung pada respons individu wanita terhadap nyeri selama kontraksi uterus.
6. Metode Pengendalian Nyeri Bukan Farmakologis
a. Relaksasi
Relaksasi adalah teknik untuk mencapai kondisi rileks. Maksudnya ketika seluruh sistem saraf, organ tubuh, dan panca indra kita beristirahat untuk melepaskan ketegangan yang ada, kita pada dasarnya tetap sadar salah satu cara yang paling umum gunakan adalah control pernapasan. Dengan menarik nafas dalam – dalam kita mengalirkan oksigen ke darah yang kemudian dialirkan ke seluruh bagian tubuh. Hasilnya kita menjadi lebih tenang dan stabil.
b. Psikoanalgesia
Pada dasarnya cara yang dilakukan adalah melatih ibu agar mempunyai respon yang positif terhadap persalinan sehingga nyeri persalinan tidak menimbulkan hal-hal yang mempersulit lahirnya bayi. Latihan-latihan yang diberikan dapat dengan mengadakan latihan pernapasan ataupun dengan melakukan konsentrasi pada saat persalinan. Latihan pernapasan pada persalinan kadang-kadang dapat pula b.menimbulkan hyperventilasi pada ibu.
c. Hipnosis
Adalah suatu proses sederhana agar diri kita berada pada kondisi rileks, tenang dan terfokus guna mencapai suatu hasil atau tujuan.
d. Imajinasi
Imajinasi terbimbing melibatkan wanita yang menggunakan imajinasi untuk mengontrol dirinya. Hal ini dicapai dengan menciptakan bayangan yang mengurangi keparahan nyeri.
e. Akupresur
Merupakan salah satu teknik nonfarmakologi yang paling efektif dalam manajemen nyeri persalinan. Akupresur disebut juga akupunktur tanpa jarum, atau pijat akupunktur. Teknik ini menggunakan tenik penekanan, pemijatan, dan pengurutan sepanjang meridian tubuh atau garis aliran energi. Teknik akupresur ini dapat menurunkan nyeri dan mengefektifkan waktu persalinan.Akupuntur lasik mendapat dasar teori dari pengobatan cina tradisional. Konsep pentingnya adalah bahwa kesehatan bergantung pada keseimbangan antara kekuatan energy yang berlawanan, sehingga sakit – sehat atau penyakit diakibatkan oleh ketidakseimbangan energi (Arthurs,1994).
f. Masasse
Masase adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri ,menghasilkan relaksasi, dan / atau memperbaiki sirkulasi. Masase adalah terapi nyeri yang paling primitif (lee,dkk.1990:1777) dan menggunakan refleks lembut manusia untuk menahan, menggosok, atau meremas bagian tubuh yang nyeri.
BAB III
SINTESA DAN INTERPRETASI
A. Tinjauan tentang klien
1. Data demografi
Nama : Ny “M” / Tn ”S”
Umur : 29 thn / 30 thn
Nikah/lamanya : ± 1 thn
Suku : Makassar / Makassar
Agama : Islam / Islam
Pendidikan :D3 / SMA
Pekerjaan : Guru / wiraswasta
Alamat : jln. Poros limbung - gowwa
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit serius, hipertensi, DM, Jantung, paru-paru dan penyakit serius lainnya.
b. Riwayat kesehatan keluarga
· Tidak ada riwayat dalam keluarga yang menderita penyakit menular
· Pola hidup keluarga sehat
· Tidak ada keluarga yang menderita penyakit keturunan
c. Riwayat obsetri dan ginekologi
Ibu tidak pernah menderita penyakit kandungan seperti polip, tumor, kanker dan penyakit kandungan lainnya.
d. Riwayat persalinan lalu : -
e. Riwayat psikososial
· Ibu dan suami sangat mengharapkan bayinya lahir dengan selamat
· Ibu dan suami berserah diri pada Tuhan
· Biaya persalinan ditanggung oleh suami
· Ibu tergolong keluarga yang mampu
· Ibu dan keluarga merupakan keluarga yang taat pada agama yang dianutnya
3. ROS (Pemeriksaan Fisik)
a. Kepala : kulit kepala bersih, rambut lurus dan hitam
b. Wajah : tidak terdapat oedema dan cloasma pada wajah
c. Mata : conjungtiva merah muda, sclera tidak ikterus
d. Hidung : tidak ada polip
e. Mulut : keadaan bibir lembab, tidak ada gigi caries dan tanggal.
f. Telinga : tidak ada secret
g. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis.
h. Payudara : hyperpigmentasi pada areola mammae, putting susu menonjol, tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan.
i. Abdomen : tidak tampak luka bekas operasi, tonus otot perut tampak tegang,palpasi Leopold I : 3jrbpx, Leopold II : Pu-ka, Leopold III : kepala, Leopold IV : BDP, Auskultasi DJJ terdengar jelas 135x/i.
j. Vulva : tampak pelepasan lendir dan darah.
k. Ekstrimitas : tidak ada oedema, tidak ada varices, refleks patella (+).
4. Test laboratorium :
a. Hemoglobin : 10,8 gr %
b. Albumin : (-)
c. Reduksi : (-)
B. Interpretasi kasus
;;;;;;;;;;;;;;;;;;
C. Masalah yang ditangani
1. Nyeri selama persalinan
2. Gangguan istirahat dan pola makan
3. Kecemasan menghadapi proses persalinan
BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Rancangan pemecahan masalah
1. Prioritas masalah 1
Nyeri selama persalinanan
a. Tujuan
1) Tujuan umum
Mengurangi nyeri yang dirasakan klien selama persalinan
2) Tujuan khusus
b. Rencana intervensi
1) Jelaskan pada ibu tentang proses nyeri yang dirasakan adalah hal yang fisiologi atau normal.
Rasional : Dengan memberikan penjelasan, klien dapat mengerti tentang kondisinya.
2) Jelaskan pada klien penyebab nyeri yang dirasakan.
Rasional : agar klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan.
3) Ajarkan klien teknik relaksasi dan pengaturan nafas terutama saat timbul his.
Rasional : pada saat kontraksi terjadi ketegangan yang hebat, ketegangan ini akan berkurang dengan adanya pengaturan nafas terutama pada saat pengeluaran nafas melalui hidung.
4) Beri usapan / massase untuk merangsang serabut saraf berdiameter besar.
Rasional : impuls rasa nyeri dapat diblok dengan memberikan rangsangan pada saraf berdiameter besar yang menyebabkan gate control tertutup, dan rangsangan sakit tidak dapat diteruskan ke cerebral cortex.
5) Alihkan perhatian klien pada hal lain, seperti mengajaknya bercakap – cakap.
Rasional : dengan mengajaknya bercakap – cakap, pikiran klien tidak hanya berfokus pada nyeri yang dirasakannya.
c. Pelaksanaan
1) Menjelaskan pada klien bahwa nyeri yang dirasakan
merupakan hal yang fisiologis atau normal.
Hasil : klien mengerti dengan penjelasan yang diberikan
2) Menjelskan pada klien penyebab dari nyeri yang dirasakan
Hasil : klien mengerti dan mulai mencoba beradpatasi dengan nyeri yang dirasakannya.
3) Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas
terutama saat His timbul.
Hasil : klien mengerti dan melksanakannya.
4) Memberikan usapan / masasse pada klien dengan menekan
sacrum secara mantap dengan telapak tangan.
Hasil : ibu berbaring miring, kemudian sacrum klien ditekan secara mantap dengan telapak tangan, lepas dan di tekan berulang - ulang.
5) Mengalihkan perhatian klien dengan mengajaknya bercakap –
cakap.
Hasil : perhatian klien teralihkan
2. Prioritas masalah 2
Gangguan isturahat dan pola makan
a. Tujuan
1. Tujuan umum
Gangguan istirahat dan pola makan dapat teratasi
2. Tujuan khusus
a) Agar ibu tidak merasa letih karena kurang istirahat
b) Agar ibu memiliki tenaga dan kekuatan dalam proses persalinan
c) Agar ibu tidak mengalami dehidrasi kerana kurangnya input makan dan minuman.
b. Rencan intervensi
1) Anjurkan pada ibu untuk makan dan minum secukupnya
Rasional : dengan hidrasi yang cukup dapat menambah tenaga dan kekuatan klien dalam menghadapi proses persalinan.
2) Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup
Rasional : dengan istirahat istirahat yang dapat mengurangi beban kerja jantung.
3) Anjurkan klien / keluarga untuk mengganti pakian dan sarung klien apabila basah.
Rasional : pakian dan sarung yang basah mengakibatkan ibu merasa tidak nyaman untuk beristirhat
4) Beri penjelasan pada klien bahwa input makanan dan minuman yang adekuat dapat membantu memberikan kekuatan pada klien pada saat mengedan.
Rasional : kekuatan mengeddan yang bagus dapat mempercepat proses kala II.
c. Pelaksanaan
1) Menganjurkan klien untuk makan dan minum secukupnya
Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakannya
2) Menganjurkan klien untuk istirahat secukupnya
Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakannya
3) Menganjurkan klien/ keluarga untuk mengganti sarung dan
pakian apabila lembab atau basah.
Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakannya.
3. Prioritas Masalah 3
Kecemasan klien mengahadapi proses persalinan
a. Tujuan
1) Tujuan umum
Klien tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi proses
Persalinan.
2) Tujuan khusus
a) Agar TTV (Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan) klien
tidak meningkat akibat adanya kecemasan.
b) Agar klien lebih tenang dan rileks dalam menghadapi
proses persalinan.
b. Rencana intervensi
1) Beritahu klien tentang kemajuan persalinannya
Rasional : Dengan memberitahu kemajuan persalinannya,klien
merasa lebih tenang.
2) Anjurkan orang – orang terdekat klien untuk mandampinginya selama proses persalinan.
Rasional : dengan ditemani oleh orang – orang terdekatnya klien dapat berbagi dan tidak merasakan kesepian.
3) Berikan dukungan emosional pada klien
Rasional : dukungan emosional yang kuat dari bidan dapat meningkatkan kepercayaan diri klien dalam menghadapi proses persalinan.
4) Berikan sugesti positif pada klien bahwa ia mampu melewati proses persalinan dengan lancar.
Rasional : sugesti – sugesti yang positif dapat meningkatkan kepercayaan diri klien.
c. Pelaksanaan
1) Memberitahukan klien tentang kemajuan persalinannya
Hasil : klien mengerti
2) Menganjurkan orang – orang terdekat klien untuk
mandampinginya selama proses persalinan
hasil : klien ditemani oleh suaminya.
3) Memberikan dukungan emosional pada klien
Hasil : klien merasa lebih optimis ketika diberi dukungan
emosional
4) Berikan sugesti positif pada klien bahwa ia mampu melewati proses persalinan dengan lancar
Hasil : ibu mengerti
MANAJEMEN KEBIDANAN PADA Ny ”M”
DALAM MENGURANGI NYERI SELAMA PERSALINAN
DI RSIA PERTIWI MAKASSAR
TANGGAL 18 APRIL 2010
OLEH :
SITI NUR FATHONAH
07192
AKADEMI KEBIDANAN MAKASSAR
2010